Sate Maranggi

Mengenal Lebih Dalam Sate Maranggi Khas Jawa Barat dengan Rasa Autentik yang Melegenda

Mengenal Lebih Dalam Sate Maranggi Khas Jawa Barat dengan Rasa Autentik yang Melegenda
Mengenal Lebih Dalam Sate Maranggi Khas Jawa Barat dengan Rasa Autentik yang Melegenda

JAKARTA - Berbicara tentang kuliner Nusantara, Jawa Barat selalu memiliki deretan hidangan yang kaya rasa dan kuat karakter. Salah satu yang paling dikenal dan tetap bertahan hingga kini adalah sate maranggi dengan ciri khas bumbu meresap dan aroma bakaran yang menggoda.

Sate maranggi tidak hanya dikenal karena rasanya, tetapi juga karena kesederhanaan cara penyajiannya. Tanpa saus kacang, hidangan ini justru menonjolkan kelezatan daging yang telah dimarinasi sempurna.

Keunikan sate maranggi langsung terasa sejak gigitan pertama. Perpaduan rasa gurih, manis, dan sedikit asam menciptakan sensasi yang berbeda dari sate pada umumnya.

Hidangan ini biasanya disajikan bersama sambal kecap dan lalapan segar. Kombinasi tersebut membuat rasa sate terasa seimbang dan tidak berlebihan.

Di berbagai daerah, sate maranggi masih menjadi menu favorit yang mudah dijumpai. Baik di warung sederhana maupun rumah makan, hidangan ini selalu memiliki penggemar setia.

Cita rasa autentik yang tetap dipertahankan menjadikan sate maranggi digemari lintas generasi. Tidak hanya pencinta kuliner tradisional, anak muda pun turut menyukainya.

Mengutip buku berjudul Wisata Kuliner Makanan Daerah Khas Bandung (2013) oleh Miftah Sanaji, sate Maranggi merupakan sate khas Purwakarta. Hidangan ini umumnya dibuat dari daging sapi atau daging kambing.

Di wilayah Bandung, sate maranggi juga dapat ditemukan dengan mudah. Beberapa penjual bahkan menjajakan hidangan ini secara berkeliling.

Ciri utama yang membedakan sate maranggi dari sate lainnya terletak pada bumbunya. Bumbu berbahan dasar kecap menciptakan perpaduan rasa manis, asam, dan pedas yang menggugah selera.

Keistimewaan tersebut membuat sate maranggi tetap bertahan di tengah banyaknya variasi kuliner modern. Keaslian rasa menjadi nilai utama yang dijaga hingga kini.

Resep Sate Maranggi yang Mudah Dibuat di Rumah

Bagi pencinta kuliner, sate maranggi juga bisa dibuat sendiri di rumah. Resepnya cukup sederhana dan bahan-bahannya mudah ditemukan.

Mengutip buku berjudul 100 Resep Sate Nusantara (2011) oleh Dapur Alma, Intarina Hardiman, berikut resep sate maranggi yang praktis. Resep ini cocok bagi siapa saja yang ingin menghadirkan cita rasa khas Jawa Barat.

Bahan utama yang digunakan adalah 1.000 gram daging sapi has dalam. Daging dipotong berukuran 1 × 2 × 2 cm agar mudah matang dan empuk.

Selain daging, diperlukan 2 sendok makan cuka dan 50 ml kecap manis. Kombinasi ini membantu menciptakan rasa khas sate maranggi.

Bumbu I yang dihaluskan terdiri dari ketumbar sangrai, bawang putih, bawang merah, dan garam. Racikan ini menjadi dasar utama marinasi daging.

Untuk saus, digunakan 100 ml kecap manis sebagai bahan utama. Saus ini nantinya akan dicampur dengan bumbu tambahan.

Bumbu II yang dihaluskan berisi ketumbar sangrai, bawang merah, dan bawang putih. Bumbu ini memberikan sentuhan aroma dan rasa tambahan.

Pelengkap sate maranggi biasanya berupa acar mentimun siap pakai. Pelengkap ini memberi kesegaran saat disantap.

Langkah pertama adalah mencampur daging dengan kecap manis dan bumbu I. Setelah itu, aduk hingga rata dan diamkan selama dua jam.

Proses perendaman ini penting agar bumbu meresap sempurna. Semakin lama dimarinasi, rasa daging akan semakin kuat.

Setelah dimarinasi, tusuk empat potong daging pada setiap tusuk sate. Lakukan hingga seluruh daging habis ditusuk.

Sate kemudian dipanggang di atas bara api. Selama proses ini, sate diolesi sisa bumbu agar tidak kering.

Panggang sate sambil dibolak-balik hingga matang merata. Aroma bakaran akan semakin menggugah selera.

Untuk saus, campurkan kecap manis dengan bumbu II hingga tercampur rata. Saus ini disajikan terpisah sebagai pendamping.

Sate maranggi siap disajikan bersama saus dan acar mentimun. Hidangan ini paling nikmat disantap selagi hangat.

Ciri Khas dan Keistimewaan Sate Maranggi

Sate maranggi dikenal sebagai kuliner khas Kabupaten Purwakarta di Jawa Barat. Namun, Cianjur juga sering disebut sebagai salah satu daerah asalnya.

Konon, sate ini awalnya merupakan kreasi para pekerja peternakan domba di Kecamatan Plered. Mereka memanfaatkan daging sisa potongan agar tidak terbuang.

Daging tersebut direndam dalam racikan rempah dan gula aren. Tujuannya agar daging lebih awet dan memiliki cita rasa lezat.

Salah satu versi penamaan “Maranggi” berasal dari panggilan Mak Anggi. Ia merupakan penjual sate legendaris yang berjualan di daerah Cianting sekitar tahun 1960-an.

Versi lain mengaitkan istilah “Maranggi” dengan bahasa Sunda. Istilah tersebut merujuk pada seorang ahli pembuat sarung keris atau petukangan.

Pemilihan daging menjadi faktor penting dalam pembuatan sate maranggi. Umumnya digunakan daging sapi atau domba, meskipun kini ada varian ayam.

Daging dipotong berbentuk dadu dengan ukuran sekitar 1 cm. Potongan ini kemudian ditusuk menggunakan tusuk bambu sepanjang kurang lebih 20 cm.

Kualitas daging yang segar sangat memengaruhi hasil akhir sate. Tekstur empuk dan rasa maksimal hanya bisa diperoleh dari bahan yang baik.

Proses marinasi menjadi pembeda utama sate maranggi dengan sate lainnya. Daging direndam sebelum dibakar agar bumbu meresap hingga ke dalam.

Karena proses ini, sate maranggi disajikan tanpa saus kacang. Rasa bumbu sudah menyatu langsung dengan daging.

Bumbu marinasi terdiri dari kecap manis dan berbagai rempah. Jahe, ketumbar, lengkuas, kunyit, bawang merah, bawang putih, dan gula merah menjadi komponennya.

Beberapa resep juga menambahkan cuka. Cuka lahang dari aren sering digunakan untuk memberi sentuhan asam khas.

Sate maranggi biasanya disajikan dengan sambal tomat segar atau sambal oncom. Acar juga sering menjadi pelengkap.

Pilihan pendampingnya cukup beragam. Mulai dari nasi putih, lontong, ketan bakar, hingga nasi timbel sering disajikan bersama sate ini.

Perbedaan Sate Maranggi Purwakarta dan Cianjur

Sate Maranggi khas Purwakarta memiliki ciri penyajian tersendiri. Biasanya disajikan bersama acar sambal tomat dan sambal oncom.

Pendamping yang sering digunakan adalah ketan bakar atau nasi timbel. Kombinasi ini menambah kekayaan rasa saat disantap.

Varian Purwakarta menonjolkan penggunaan kecap manis. Rasa manis berpadu dengan gurih dan sedikit pedas dari sambal.

Sementara itu, Sate Maranggi khas Cianjur memiliki karakter yang sedikit berbeda. Penyajiannya lebih sering dipadukan dengan sambal oncom dan ketan bakar.

Di beberapa tempat, sate Cianjur juga disajikan dengan nasi timbel atau nasi uduk. Nasi uduk tersebut sekilas menyerupai nasi kuning.

Cita rasa sate Cianjur cenderung lebih gurih. Perbedaan ini mencerminkan selera dan sentuhan lokal masing-masing daerah.

Meski berbeda penyajian, keduanya tetap mengandalkan proses marinasi. Bumbu yang meresap sempurna menjadi kunci kelezatannya.

Perbedaan tersebut justru memperkaya identitas sate maranggi. Setiap daerah memiliki ciri khas yang tetap saling melengkapi.

Salah satu tempat yang dikenal menyajikan sate maranggi khas Cianjur adalah Sate Maranggi Sari Asih. Tempat ini berada di kawasan Puncak Bogor.

Keunggulan utamanya terletak pada bumbu yang meresap dan sambal oncom segar. Acar yang disajikan juga menambah kesegaran saat menyantap sate.

Sate maranggi hingga kini tetap menjadi simbol kuliner Jawa Barat. Keaslian rasa dan sejarah panjangnya membuat hidangan ini tak lekang oleh waktu.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index